Stalin

Sebagian teis memandang stalin sebagai contoh “ia membunuh orang karena tidak takut dengan ancaman neraka.” Bagi ateis ini dapat di sanggah sebagai berikut:
Anda baru saja mengatakan kalau anda, anda sendiri, tidak menemukan alasan tidak melakukan pembunuhan massal selain takut masuk neraka. Maka, anda menunjukkan diri anda sendiri sebagai monster psikopat, dan saya tidak tertarik untuk meneruskan diskusi dengan orang seperti anda.
Pernahkah anda melihat kalau ateis mengatakan;
Kami akan menyebarkan pemikiran rasional dengan pedang?
Tinggalkan teori penciptaan maka engkau akan mati cepat (sambil menyiksa seorang kreasionis)?
Tentu saja perbudakan itu sah karena kita tinggal di dunia tanpa moral dan tanpa tuhan?
Berdoa kepada richard dawkins sambil menabrakkan pesawat ke gedung yang penuh sesak dengan manusia?
Mengatakan jadilah ateis maka engkau akan terselamatkan?
Sebaliknya, selalu teis yang melakukan tindakan kekejaman seperti ini dalam sejarah dan itu karena mereka merasa tuhan mendukung perbuatan mereka.

Komunisme, saat dipraktekkan sebagai agama, digabungkan dengan kebudayaan Russia, adalah kombinasi mematikan. Ateisme adalah insidental dalam hal ini. Bila Stalin memegang ateisme seperti kami, ia akan (1) tidak pernah dapat diterima sebagai pemimpin soviet, dan (2) tidak pernah di ijinkan membunuh satu orang penjahat atau pemberontak sekalipun.
Namun Stalin jauh lebih kepada komunis dari pada kepada ateis. Dan Stalin jauh lebih russia dari pada komunis atau ateis. Ateismenya adalah insidental –bila ia memang ateis—karena kita tidak tahu perasaan sesungguhnya dari Stalin. Ia tidak menjadi pemimpin rusia dari awalnya tapi ia tumbuh sebagai anak dan berhasil maju lewat militer soviet. Pada fase perkembangan, pendidikan, militer dan kepemimpinan politik, untuk memeluk suatu agama dapat menjadi fatal bagi kepemimpinannya, fatal bagi tujuannya dan mungkin lebih fatal lagi pada rejimnya. Bila ia religius, maka ia akan memilih menutup mulut seperti semua orang religius yang berada di kekuasaannya saat itu. Ateisme dipaksakan karena ia paling ilmiah dan karena mustahil membentuk gerakan ateistik apapun (khususnya gerakan pemberontakan), dimana agama sangat kondusif dalam memaksakan sebuah gagasan dan kesetiaan dan berarti berbahaya bagi negara.
Dengan kata lain, para pemimpin komunis memilih ateisme: ateisme tidak diciptakan dan tidak pula mendukung komunisme.
Memperkirakan jumlah kematian akibat Stalin didapat antara 15 hingga 50 juta jiwa. Sekitar 12 hingga 15 juta kematian akibat kebijakan pengumpulan paksa hasil pertanian. Kolektivasi pertanian ini, diluncurkan tahun 1929, adalah solusi Marxis Stalin pada masalah pertanian Soviet. Dalam usaha untuk memperbaiki hasil, Stalin menyatukan semua pertanian rakyat dibawah kendali pemerintah. Tuan tanah (kulak) dipaksa menyerahkan tanahnya dan bila menolak dikirim ke kamp kerja paksa. Banyak yang dihukum mati. Perkiraan jumlah kulak yang dibunuh adalah 7 hingga 10 juta orang. Ada kelaparan besar dalam masa ini akibat kebijakan ini 1932-1933 dimana 5 juta petani tewas. Hal ini dikarenakan Stalin mengalihkan penggunaan bahan pangan dari petani yang kelaparan kepada kompleks militer dan industrinya.

Lalu tahun 1936-1938, Stalin memulai kebijakan pembersihan seluruh lawan politik dan siapa saja yang diduga menentang kebijakannya. Sekitar sejuta orang dihukum mati pada masa ini. Banyak lagi di kirim ke kamp kerja paksa (Gulag) di Siberia dan tempat lain. Jumlah kematian dalam kamp kerja paksa ini, karena bunuh diri, hukuman mati, kelaparan atau kondisi berat, diperkirakan antara 12 hingga 15 juta jiwa. 1
Kekejaman yang dilakukan Stalin ini adalah hasil kombinasi dari dogma komunisme dan paranoia seorang diktator pada oposisinya. Sebagaimana dijelaskan sejarawan Geoffrey Hosking:
Kamp kerja paksa dan teror adalah bagian intrinsik dari masyarakat Stalinis. Mereka dihasiklan dari metode partai menyelesaikan masalah dan merubah industri dan pertanian untuk menghilangkan “spesialis borjuis” dan untuk memakai para pemuda mereka sendiri, begitu juga metode yang dipakai stalin untuk mengalahkan lawan-lawannya. 2

Atas perintah Stalin tanggal 11 november 1939, perintah Lenin dari 1 mei 1919 bernomer N 13666-2 mengenai perjuangan melawan pendeta dan agama dan memberi perintah kepada NKDV (Komisi urusan dalam negeri Rakyat) untuk melepaskan para pendeta yang telah ditahan “bila tindakan warga negara ini tidak menyakiti pemerintah Soviet”.

Daftar pustaka
1. Bailey, Massacres: p108-113 dan Lowe, Mastering Modern World History, p:114-115
2. Hosking, A History of the Soviet Union, 1917-1991: p183-204

Unless otherwise stated, the content of this page is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 License